I.
PENDAHULUAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran adalah satuan. Pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat yaitu satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan
karena pengaruh apapun, bersifat
internasional artinya dapat dipakai diseluruh negara.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari suatu pengukuran.
Salah satunya pengukuran satuan kecepatan yang berhubungan dengan jarak dan
waktu. Sedangkan pengukuran satuan debit untuk mengukur suatu volume pada zat
cair dan waktu. Pengukuran satuan yang terakhir yaitu pengukuran satuan suhu
yang mengukur tentang derajat panas suatu benda.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
penerapan pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari-hari?
B.
Bagaimana
penerapan pengukuran debit dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Bagaimana
penerapan pengukuran suhu dalam kehidupan sehari-hari?
III.
PEMBAHASAN
A.
Kecepatan
Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan adalah perjalanan.
Waktu, berkaitan dengan keberangkatan, lama perjalanan,waktu istirahat,
dan saat sampai atau tiba di tempat tujuan. Jarak, menyatakan panjang
atau jauhnya perjalanan yang dilakukan antara 2 tempat (dua kota, dsb). Kecepatan
adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu.[1]
Kecepatan dapat diukur secara langsung menggunakan alat yang dinamakan
spedometer. Satuan kecepatan adalah km/jam. Jarak suatu tempat dinyatakan
dengan satuan ukuran baku meter (m).
Satuan waktu yang umum digunakan adalah jam, menit, dan detik. Hubungan
antar satuan waktu seperti ditunjukan di bawah ini :
1 Jam → 60 menit →3.600 detik.
Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka
rumus kecepatan dapat ditulis sebagai
berikut :
Kecepatan = Jarak atau v = s
Waktu t
Dari rumus di atas diperoleh :
Jarak = Kecepatan x Waktu atau s = v x t
Waktu = Jarak atau t = s
Kecepatan v
Contoh:
1. Jika kecepatan seorang pengendara sepeda motor 80
km/jam,berapa kilometer di tempuh selama 2 jam?
Jawab:
80 km = n km
1jam 2 jam
80 = n
1 2
80 x 2 = 1 x n
160 = 1 x n
n =
160
Jadi, selama 2 jam ditempuh 160 km.
2. Kecepatan 45 km/jam = . . . m/menit
Jawab:
Misalnya per menit m meter,
maka:
45 km = m
1jam 1menit
45km = m
60menit 1menit
45 km = m
60 1
m = 45 km
60
= 3 km
4
4
Berikut adalah beberapa permasalahan dan penyelesaian yang
berkaitan dengan kecepatan:
a.
Berpapasan dengan waktu berangkat yang sama
Langkah-langkah:
Waktu berpapasan
= Jarak
Jumlah keceptan
Berpapasan = waktu berangkat + waktu di
jalan
Jarak bertemu = bila dari A, jarak= kecepatan A x waktu
= bila dari B, jarak = kecepatan B x waktu
Contoh:
Jarak Semarang-Surabaya 300 km. Andre naik mobil dari
Semarang ke Surabaya dengan kecepatan 70 km/jam. Anton naik sepeda motor dari Surabaya ke Semarang
dengan kecepatan 50 km/jam. Jika jarak mereka berangkat bersamaan pada pukul
08.00, maka pukul berapa mereka berpapasan dan pada jarak berapa dari Semarang
mereka berpapasan?
Penyelesaian:
Waktu = jarak = 300
km = 300 km = 2,5
jam
Jumlah
keceptan 70km/jam + 50km/jam 120km/jam
= 2 jam 30 menit.
Mereka berpapasan pukul 08.00 + 02.30 = 10.30
Mereka berpapasan pada jarak dari Semarang = kecepatan
Andre x waktu
= 70 km/jam x 2,5 jam = 175 km
b.
Berpapasan dengan waktu berangkat tidak sama
Langkah-langkah:
1)
Mencari jarak yang telah ditempuh A (orang pertama).
2)
Mencari sisa jarak yang belum ditempuh, yaitu sisa jarak= jarak
tempuh – jarak sudah ditempuh.
3)
Mencari jumlah kecepatan, yaitu kecepatan A + kecepatan B.
4)
Waktu berpapasan = jarak
Jumlah kecepatan
Contoh:
Jarak kota X ke kota Y 50 km. Niki berangkat dari kota X ke kota Y
pukul 08.00 dengan sepeda motor yang berkecepatan 25 km/jam. Joko berangkat
dari kota Y ke kota X pukul 08.30 dengan mobil yang berkecepatan 40 km/jam.
a)
Pukul
berapa mereka berpapasan dijalan?
b)
Pada
kilometer berapa dari kota X mereka bertemu?
Penyelesaian:
Ø Jarak yang sudah ditempuh Niki
=
(08.30 – 08.00) x 25 km/jam
= 30
menit x 25 km/jam = 0.5 x 25 km/jam= 12.5 km
Ø Sisa jarak = 50 km – 12.5 km = 37.5 km
Ø Jumlah kecepatan
= 25
km/jam + 40 km/jam = 65 km/jam
Ø Waktu berpapasan = jarak = 37.5 km =
0.6 jam
Jumlah kecepatan 65
km/jam
Jadi,
v mereka berpapasan pukul 08.30 + 00.36 = 09.06
v jarak dari kota X = (0.6 jam x 25 km/jam) + 12.5 km = 27.5 km.
c.
Susul
menyusul
Langkah-langkah
:
1)
Mencari
selisih waktu berangkat orang pertama (A) dan orang kedua (B)
2)
Mencari
jarak yang ditempuh A
3)
Mencari
selisih kecepatan
4)
Mencari
lama dijalan = jarak yang ditempuh A
Selisih kecepatan
5)
Menyusul
= waktu berangkat B + lama dijalan.
Contoh:
Desi
naik sepeda dari Kendal ke Semarang. Ia berangkat pukul 07.00 dengan
kecepatan 40 km/jam. Dari Kendal, Yoga menyusul dengan kecepatan 60 km/jam pada
pukul 07.45. Pukul berapa Yoga menyusul
Desi?
Penyelesaian:
a)
Selisih
berangkat = 07.40 - 07.00 = 45 menit = ¾ jam
b)
Jarak
yang sudah ditempuh Desi
= ¾
jam x 40 km/jam = 30 km
c)
Selisih
kecepatan = 60 km/jam – 40 km/jam = 20 km/jam
d)
Lama
di jalan
= 30
km = 1.5 jam = 1 jam 30 menit.
20 km/jam
Jadi,
Yoga menyusul Desi pukul 07.45 + 01.30 = 09.15.[3]
B.
Debit
Zat cair mengalir melalui penampang, sungai, pipa
atau saluran air. Air yang
mengalir juga mempunyai kecepatan tertentu. Satuan
debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam satuan
waktu.
Debit adalah
volume air yang mengalir dari suatu saluran melalui suatu pipa dalam satuan
waktu tertentu.
Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satu
satuan waktu. Dengan kata lain, satuan debit melibatkan satuan volume dibagi
dengan satuan waktu. Satuan debit menggambarkan seberapa besar volume cairan
yang mengalir dalam kurun waktu tertentu. Jika debitnya
besar maka cairan itu akan mengalir semakin cepat, sebaliknya jika debitnya
kecil, aliran cairan akan mengalir semakin lambat. Satuan-satuan debit antara lain liter/detik, dm3/menit,
liter/jam, liter/menit, dan lain-lain.
Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung
dengan rumus
berikut.
Debit
(Q) = Volume (v)
Waktu (t)
Satuan debit misalnya cm3/det, m3/det, m3/jam,
liter/detik, atau liter/jam.
Contoh:
1. Jika air terjun dapat memindahkan 18.000 m3 air dalam waktu 1 jam, berapa m3/detik debit aliran air terjun tersebut?
Jawab:
Diketahui: Waktu = 1 jam = 3.600 detik
Volume = 18.000 m3
Ditanyakan: debit air
Debit = Volume = 18.000 m3/detik = 5 m3/detik
Waktu 3600
Jadi, debit aliran air terjun tersebut 5 m3/det.
Artinya,setiap satu detik air yang mengalir
sebanyak 5 m3.
2. Sebuah bak mandi volumenya 650 m3. Karena
bocor air berkurang hingga tersisa 200
m3 dalam waktu 90 detik. Berapa debit air yang berkurang?
Jawab
: Volume awal = 650 m3
Volume akhir = 200 m3
Waktu = 90 detik
Ditanyakan
: Debit ...?
Debit = perubahan
volume
Waktu
=
Volume awal - Volume akhir
waktu
= 650 - 200
90
=
450
90
= 5 m3/detik
Jadi debit air yang
berkurang adalah 5 m3/detik.[4]
C.
Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat
untuk mengukur suhu atau perubahan suhu
disebut thermometer. Suhu dapat diukur dengan berbagai satuan yakni: Celsius (0C),
Fahrenheit (0F), Reamur (0R), atau Kelvin. Untuk
penulisan satuan ukuran suhu Kelvin tidak ditulis simbol derajat.
Masing-masing satuan tersebut memiliki skala yang berbeda (Kecuali
antara Celsius dan Kelvin, keduanya memiliki
skala 100).
Perbandingan skala keempat suhu tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
1. Skala Celcius
a. Skala celcius ditetapkan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Andreas
Celcius (1701-1744).
b. Skala
temperatur Celsius menggunakan satuan 'Derajat Celsius' (simbol °C).
c. Titik beku air
ditetapkan sebagai titik tetap bawah, yaitu sebesar 0 °C.
d. Titik didih air
ditetapkan sebagai titik tetap atas, yaitu sebesar 100 °C.
e. Jarak antara
kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 skala.
2.
Skala
Fahrenheit
a.
Titik beku air ditetapkan sebesar 32 °F.
b.
titik didih air ditetapkan sebesar 212 °F.
c.
Jarak kedua titik tetap ini dibagi dalam 180
skala.
3.
Skala Kelvin
a.
Skala Kelvin ditetapkan oleh fisikawan Inggris
Lord Kelvin.
b.
Skala Kelvin memiliki satuan Kelvin (disingkat
K, bukan °K).
c.
Titik beku air ditetapkan sebesar 273 K.
d.
titik didih air ditetapkan sebesar 373 K.
4.
Skala
Reamur
a.
titik beku air ditetapkan sebesar 0 °R.
b.
titik didih air ditetapkan sebesar 80 °R.
c.
Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi ke
dalam 80 skala.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer
dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32) dan F = (9/5 x
C) + 32.
K= (C +
273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32) dan F = (9/4 x R)
+ 32. [5]
Contoh:
1) 1550C = . . . . 0F
Jawab:
F = (9/5 x C) + 32
= (9/5 x 155) + 32
= 279 + 32
= 311
Jadi, 1550C = 3110F
2) 1600R = . . . . 0C
Jawab:
C = 5/4 R
= 5/4 x 160
= 200
Jadi, 1600R = 2000C
3) 3560F = . . . . 0R
Jawab:
R= 4/9 x (F - 32)
= 4/9 x (356-32)
= 4/9 x 324
= 144
Jadi, 3560F
= 1440R
4) 870C = . . . . K
Jawab:
K = C +
273
= 87
+ 273
= 360
Jadi, 870C = 360 K
IV.
KESIMPULAN
A. Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka
rumus kecepatan dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan = Jarak
atau v = s
Waktu t
B. Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung
dengan rumus
berikut.
Debit
(Q) = Volume (v)
Waktu (t)
C.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer
dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32) dan F = (9/5 x
C) + 32.
K= (C +
273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32) dan F = (9/4 x
R) + 32.
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat dengan segala kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan dalam makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Rita, Destiana. 2009. Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas
4,5 dan 6. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Soenarjo, R.J. 2008. Matematika
5 SD dan MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto. 2008. Gemar Matematika
5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto, Y.D. 2008. Gemar
Matematika 5 untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
http://belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/09/suhu-dan-pengukuran.html.
diakses pada tanggal 02/12/2014,
pada pukul 15:30 WIB
[1] Sumanto, Gemar
Matematika 5 untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 68
[2] R.J. Soenarjo,
Matematika 5 SD dan MI kelas 5, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 84
[3] Destiana Rita,
Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2009), hlm. 40-41
[4] Y.D. Sumanto, Gemar
Matematika 5 untuk kelas V SD/MI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 37
[5]http://belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/09/suhu-dan-pengukuran.html.
diakses pada tanggal 02/12/2014,
pada pukul 15:30 WIB
I.
PENDAHULUAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran adalah satuan. Pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat yaitu satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan
karena pengaruh apapun, bersifat
internasional artinya dapat dipakai diseluruh negara.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari suatu pengukuran.
Salah satunya pengukuran satuan kecepatan yang berhubungan dengan jarak dan
waktu. Sedangkan pengukuran satuan debit untuk mengukur suatu volume pada zat
cair dan waktu. Pengukuran satuan yang terakhir yaitu pengukuran satuan suhu
yang mengukur tentang derajat panas suatu benda.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
penerapan pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari-hari?
B.
Bagaimana
penerapan pengukuran debit dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Bagaimana
penerapan pengukuran suhu dalam kehidupan sehari-hari?
III.
PEMBAHASAN
A.
Kecepatan
Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan adalah perjalanan.
Waktu, berkaitan dengan keberangkatan, lama perjalanan,waktu istirahat,
dan saat sampai atau tiba di tempat tujuan. Jarak, menyatakan panjang
atau jauhnya perjalanan yang dilakukan antara 2 tempat (dua kota, dsb). Kecepatan
adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu.[1]
Kecepatan dapat diukur secara langsung menggunakan alat yang dinamakan
spedometer. Satuan kecepatan adalah km/jam. Jarak suatu tempat dinyatakan
dengan satuan ukuran baku meter (m).
Satuan waktu yang umum digunakan adalah jam, menit, dan detik. Hubungan
antar satuan waktu seperti ditunjukan di bawah ini :
1 Jam → 60 menit →3.600 detik.
Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka
rumus kecepatan dapat ditulis sebagai
berikut :
Kecepatan = Jarak atau v = s
Waktu t
Dari rumus di atas diperoleh :
Jarak = Kecepatan x Waktu atau s = v x t
Waktu = Jarak atau t = s
Kecepatan v
Contoh:
1. Jika kecepatan seorang pengendara sepeda motor 80
km/jam,berapa kilometer di tempuh selama 2 jam?
Jawab:
80 km = n km
1jam 2 jam
80 = n
1 2
80 x 2 = 1 x n
160 = 1 x n
n =
160
Jadi, selama 2 jam ditempuh 160 km.
2. Kecepatan 45 km/jam = . . . m/menit
Jawab:
Misalnya per menit m meter,
maka:
45 km = m
1jam 1menit
45km = m
60menit 1menit
45 km = m
60 1
m = 45 km
60
= 3 km
4
4
Berikut adalah beberapa permasalahan dan penyelesaian yang
berkaitan dengan kecepatan:
a.
Berpapasan dengan waktu berangkat yang sama
Langkah-langkah:
Waktu berpapasan
= Jarak
Jumlah keceptan
Berpapasan = waktu berangkat + waktu di
jalan
Jarak bertemu = bila dari A, jarak= kecepatan A x waktu
= bila dari B, jarak = kecepatan B x waktu
Contoh:
Jarak Semarang-Surabaya 300 km. Andre naik mobil dari
Semarang ke Surabaya dengan kecepatan 70 km/jam. Anton naik sepeda motor dari Surabaya ke Semarang
dengan kecepatan 50 km/jam. Jika jarak mereka berangkat bersamaan pada pukul
08.00, maka pukul berapa mereka berpapasan dan pada jarak berapa dari Semarang
mereka berpapasan?
Penyelesaian:
Waktu = jarak = 300
km = 300 km = 2,5
jam
Jumlah
keceptan 70km/jam + 50km/jam 120km/jam
= 2 jam 30 menit.
Mereka berpapasan pukul 08.00 + 02.30 = 10.30
Mereka berpapasan pada jarak dari Semarang = kecepatan
Andre x waktu
= 70 km/jam x 2,5 jam = 175 km
b.
Berpapasan dengan waktu berangkat tidak sama
Langkah-langkah:
1)
Mencari jarak yang telah ditempuh A (orang pertama).
2)
Mencari sisa jarak yang belum ditempuh, yaitu sisa jarak= jarak
tempuh – jarak sudah ditempuh.
3)
Mencari jumlah kecepatan, yaitu kecepatan A + kecepatan B.
4)
Waktu berpapasan = jarak
Jumlah kecepatan
Contoh:
Jarak kota X ke kota Y 50 km. Niki berangkat dari kota X ke kota Y
pukul 08.00 dengan sepeda motor yang berkecepatan 25 km/jam. Joko berangkat
dari kota Y ke kota X pukul 08.30 dengan mobil yang berkecepatan 40 km/jam.
a)
Pukul
berapa mereka berpapasan dijalan?
b)
Pada
kilometer berapa dari kota X mereka bertemu?
Penyelesaian:
Ø Jarak yang sudah ditempuh Niki
=
(08.30 – 08.00) x 25 km/jam
= 30
menit x 25 km/jam = 0.5 x 25 km/jam= 12.5 km
Ø Sisa jarak = 50 km – 12.5 km = 37.5 km
Ø Jumlah kecepatan
= 25
km/jam + 40 km/jam = 65 km/jam
Ø Waktu berpapasan = jarak = 37.5 km =
0.6 jam
Jumlah kecepatan 65
km/jam
Jadi,
v mereka berpapasan pukul 08.30 + 00.36 = 09.06
v jarak dari kota X = (0.6 jam x 25 km/jam) + 12.5 km = 27.5 km.
c.
Susul
menyusul
Langkah-langkah
:
1)
Mencari
selisih waktu berangkat orang pertama (A) dan orang kedua (B)
2)
Mencari
jarak yang ditempuh A
3)
Mencari
selisih kecepatan
4)
Mencari
lama dijalan = jarak yang ditempuh A
Selisih kecepatan
5)
Menyusul
= waktu berangkat B + lama dijalan.
Contoh:
Desi
naik sepeda dari Kendal ke Semarang. Ia berangkat pukul 07.00 dengan
kecepatan 40 km/jam. Dari Kendal, Yoga menyusul dengan kecepatan 60 km/jam pada
pukul 07.45. Pukul berapa Yoga menyusul
Desi?
Penyelesaian:
a)
Selisih
berangkat = 07.40 - 07.00 = 45 menit = ¾ jam
b)
Jarak
yang sudah ditempuh Desi
= ¾
jam x 40 km/jam = 30 km
c)
Selisih
kecepatan = 60 km/jam – 40 km/jam = 20 km/jam
d)
Lama
di jalan
= 30
km = 1.5 jam = 1 jam 30 menit.
20 km/jam
Jadi,
Yoga menyusul Desi pukul 07.45 + 01.30 = 09.15.[3]
B.
Debit
Zat cair mengalir melalui penampang, sungai, pipa
atau saluran air. Air yang
mengalir juga mempunyai kecepatan tertentu. Satuan
debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam satuan
waktu.
Debit adalah
volume air yang mengalir dari suatu saluran melalui suatu pipa dalam satuan
waktu tertentu.
Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satu
satuan waktu. Dengan kata lain, satuan debit melibatkan satuan volume dibagi
dengan satuan waktu. Satuan debit menggambarkan seberapa besar volume cairan
yang mengalir dalam kurun waktu tertentu. Jika debitnya
besar maka cairan itu akan mengalir semakin cepat, sebaliknya jika debitnya
kecil, aliran cairan akan mengalir semakin lambat. Satuan-satuan debit antara lain liter/detik, dm3/menit,
liter/jam, liter/menit, dan lain-lain.
Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung
dengan rumus
berikut.
Debit
(Q) = Volume (v)
Waktu (t)
Satuan debit misalnya cm3/det, m3/det, m3/jam,
liter/detik, atau liter/jam.
Contoh:
1. Jika air terjun dapat memindahkan 18.000 m3 air dalam waktu 1 jam, berapa m3/detik debit aliran air terjun tersebut?
Jawab:
Diketahui: Waktu = 1 jam = 3.600 detik
Volume = 18.000 m3
Ditanyakan: debit air
Debit = Volume = 18.000 m3/detik = 5 m3/detik
Waktu 3600
Jadi, debit aliran air terjun tersebut 5 m3/det.
Artinya,setiap satu detik air yang mengalir
sebanyak 5 m3.
2. Sebuah bak mandi volumenya 650 m3. Karena
bocor air berkurang hingga tersisa 200
m3 dalam waktu 90 detik. Berapa debit air yang berkurang?
Jawab
: Volume awal = 650 m3
Volume akhir = 200 m3
Waktu = 90 detik
Ditanyakan
: Debit ...?
Debit = perubahan
volume
Waktu
=
Volume awal - Volume akhir
waktu
= 650 - 200
90
=
450
90
= 5 m3/detik
Jadi debit air yang
berkurang adalah 5 m3/detik.[4]
C.
Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat
untuk mengukur suhu atau perubahan suhu
disebut thermometer. Suhu dapat diukur dengan berbagai satuan yakni: Celsius (0C),
Fahrenheit (0F), Reamur (0R), atau Kelvin. Untuk
penulisan satuan ukuran suhu Kelvin tidak ditulis simbol derajat.
Masing-masing satuan tersebut memiliki skala yang berbeda (Kecuali
antara Celsius dan Kelvin, keduanya memiliki
skala 100).
Perbandingan skala keempat suhu tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
1. Skala Celcius
a. Skala celcius ditetapkan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Andreas
Celcius (1701-1744).
b. Skala
temperatur Celsius menggunakan satuan 'Derajat Celsius' (simbol °C).
c. Titik beku air
ditetapkan sebagai titik tetap bawah, yaitu sebesar 0 °C.
d. Titik didih air
ditetapkan sebagai titik tetap atas, yaitu sebesar 100 °C.
e. Jarak antara
kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 skala.
2.
Skala
Fahrenheit
a.
Titik beku air ditetapkan sebesar 32 °F.
b.
titik didih air ditetapkan sebesar 212 °F.
c.
Jarak kedua titik tetap ini dibagi dalam 180
skala.
3.
Skala Kelvin
a.
Skala Kelvin ditetapkan oleh fisikawan Inggris
Lord Kelvin.
b.
Skala Kelvin memiliki satuan Kelvin (disingkat
K, bukan °K).
c.
Titik beku air ditetapkan sebesar 273 K.
d.
titik didih air ditetapkan sebesar 373 K.
4.
Skala
Reamur
a.
titik beku air ditetapkan sebesar 0 °R.
b.
titik didih air ditetapkan sebesar 80 °R.
c.
Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi ke
dalam 80 skala.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer
dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32) dan F = (9/5 x
C) + 32.
K= (C +
273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32) dan F = (9/4 x R)
+ 32. [5]
Contoh:
1) 1550C = . . . . 0F
Jawab:
F = (9/5 x C) + 32
= (9/5 x 155) + 32
= 279 + 32
= 311
Jadi, 1550C = 3110F
2) 1600R = . . . . 0C
Jawab:
C = 5/4 R
= 5/4 x 160
= 200
Jadi, 1600R = 2000C
3) 3560F = . . . . 0R
Jawab:
R= 4/9 x (F - 32)
= 4/9 x (356-32)
= 4/9 x 324
= 144
Jadi, 3560F
= 1440R
4) 870C = . . . . K
Jawab:
K = C +
273
= 87
+ 273
= 360
Jadi, 870C = 360 K
IV.
KESIMPULAN
A. Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka
rumus kecepatan dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan = Jarak
atau v = s
Waktu t
B. Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung
dengan rumus
berikut.
Debit
(Q) = Volume (v)
Waktu (t)
C.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer
dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32) dan F = (9/5 x
C) + 32.
K= (C +
273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32) dan F = (9/4 x
R) + 32.
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat dengan segala kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan dalam makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Rita, Destiana. 2009. Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas
4,5 dan 6. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Soenarjo, R.J. 2008. Matematika
5 SD dan MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto. 2008. Gemar Matematika
5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto, Y.D. 2008. Gemar
Matematika 5 untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
http://belajar-matematikaipa.blogspot.com/2012/09/suhu-dan-pengukuran.html.
diakses pada tanggal 02/12/2014,
pada pukul 15:30 WIB
[1] Sumanto, Gemar
Matematika 5 untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 68
[2] R.J. Soenarjo,
Matematika 5 SD dan MI kelas 5, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 84
[3] Destiana Rita,
Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2009), hlm. 40-41
[4] Y.D. Sumanto, Gemar
Matematika 5 untuk kelas V SD/MI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 37
Kok makalahnya diposting dua kali dobel gitu ya ??????
BalasHapusBoleh ga minta file nya ka ?
BalasHapus