Sabtu, 10 Januari 2015

KECEPATAN, DEBIT DAN SUHU

       I.            PENDAHULUAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran adalah satuan. Pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat yaitu satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun, bersifat  internasional artinya dapat dipakai diseluruh negara.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari suatu pengukuran. Salah satunya pengukuran satuan kecepatan yang berhubungan dengan jarak dan waktu. Sedangkan pengukuran satuan debit untuk mengukur suatu volume pada zat cair dan waktu. Pengukuran satuan yang terakhir yaitu pengukuran satuan suhu yang mengukur tentang derajat panas suatu benda.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimana penerapan pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari-hari?
B.  Bagaimana penerapan pengukuran debit dalam kehidupan sehari-hari?
C.  Bagaimana penerapan pengukuran suhu dalam kehidupan sehari-hari?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Kecepatan
Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan adalah perjalanan. Waktu, berkaitan dengan keberangkatan, lama perjalanan,waktu istirahat, dan saat sampai atau tiba di tempat tujuan. Jarak, menyatakan panjang atau jauhnya perjalanan yang dilakukan antara 2 tempat (dua kota, dsb). Kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu.[1]
Kecepatan dapat diukur secara langsung menggunakan alat yang dinamakan spedometer. Satuan kecepatan adalah km/jam. Jarak suatu tempat dinyatakan dengan satuan ukuran baku meter (m).
Satuan waktu yang umum digunakan adalah jam, menit, dan detik. Hubungan antar satuan waktu seperti ditunjukan di bawah ini :
1 Jam → 60 menit →3.600 detik.
Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka rumus kecepatan  dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan =         Jarak    atau v = s
           Waktu                t
Dari rumus di atas diperoleh :
Jarak = Kecepatan x Waktu atau s = v x t
Waktu =          Jarak    atau t = s
Kecepatan       v
Contoh:
1.      Jika kecepatan seorang pengendara sepeda motor 80 km/jam,berapa kilometer di tempuh selama 2 jam?
Jawab:
80 km   = n km
1jam        2 jam
80 = n
1      2
80 x 2 = 1 x n
160 = 1 x n
 n = 160
Jadi, selama 2 jam ditempuh 160 km.
2.      Kecepatan 45 km/jam = . . . m/menit
Jawab:
Misalnya per menit m meter, maka:
45 km    =    m
1jam         1menit
45km     =    m
60menit    1menit
45 km   =    m
60               1
m          =  45 km
                  60
            =    3  km
                  4
Jadi, selama 1 menit ditempuh  3 km = 750 m. [2]
                                                   4
Berikut adalah beberapa permasalahan dan penyelesaian yang berkaitan dengan kecepatan:
a.       Berpapasan dengan waktu berangkat yang sama
Langkah-langkah:
Waktu berpapasan    =   Jarak
     Jumlah keceptan
Berpapasan               = waktu berangkat + waktu di jalan
Jarak bertemu           = bila dari A, jarak= kecepatan A x waktu
                                 = bila dari B, jarak = kecepatan B x waktu
Contoh:
Jarak Semarang-Surabaya 300 km. Andre naik mobil dari Semarang ke Surabaya dengan kecepatan 70 km/jam. Anton  naik sepeda motor dari Surabaya ke Semarang dengan kecepatan 50 km/jam. Jika jarak mereka berangkat bersamaan pada pukul 08.00, maka pukul berapa mereka berpapasan dan pada jarak berapa dari Semarang mereka berpapasan?
Penyelesaian:
Waktu = jarak                   =  300 km                         = 300 km          = 2,5 jam
             Jumlah keceptan       70km/jam + 50km/jam   120km/jam 
           = 2 jam 30 menit.
Mereka berpapasan pukul 08.00 + 02.30 = 10.30
Mereka berpapasan pada jarak dari Semarang = kecepatan Andre x waktu
                                                                         = 70 km/jam x 2,5 jam = 175 km
b.      Berpapasan dengan waktu berangkat tidak sama
Langkah-langkah:
1)      Mencari jarak yang telah ditempuh A (orang pertama).
2)      Mencari sisa jarak yang belum ditempuh, yaitu sisa jarak= jarak tempuh – jarak sudah ditempuh.
3)      Mencari jumlah kecepatan, yaitu kecepatan A + kecepatan B.
4)      Waktu berpapasan = jarak       
                                     Jumlah kecepatan
Contoh:
Jarak kota X ke kota Y 50 km. Niki berangkat dari kota X ke kota Y pukul 08.00 dengan sepeda motor yang berkecepatan 25 km/jam. Joko berangkat dari kota Y ke kota X pukul 08.30 dengan mobil yang berkecepatan 40 km/jam.
a)      Pukul berapa mereka berpapasan dijalan?
b)      Pada kilometer berapa dari kota X mereka bertemu?

Penyelesaian:
Ø Jarak yang sudah ditempuh Niki
= (08.30 – 08.00) x 25 km/jam
= 30 menit x 25 km/jam = 0.5 x 25 km/jam= 12.5 km
Ø Sisa jarak = 50 km – 12.5 km = 37.5 km
Ø Jumlah kecepatan
= 25 km/jam + 40 km/jam = 65 km/jam
Ø Waktu berpapasan =   jarak                   = 37.5 km    = 0.6 jam
       Jumlah kecepatan      65 km/jam
Jadi,
v mereka berpapasan pukul 08.30 + 00.36 = 09.06
v jarak dari kota X = (0.6 jam x 25 km/jam) + 12.5 km = 27.5 km.
c.       Susul menyusul
Langkah-langkah :
1)      Mencari selisih waktu berangkat orang pertama (A) dan orang kedua (B)
2)      Mencari jarak yang ditempuh A
3)      Mencari selisih kecepatan
4)      Mencari lama dijalan = jarak yang ditempuh A
 Selisih kecepatan
5)      Menyusul = waktu berangkat B + lama dijalan.

Contoh:
Desi naik sepeda dari Kendal ke Semarang. Ia berangkat pukul 07.00 dengan kecepatan 40 km/jam. Dari Kendal, Yoga menyusul dengan kecepatan 60 km/jam pada pukul 07.45. Pukul  berapa Yoga menyusul Desi?
Penyelesaian:
a)      Selisih berangkat = 07.40 - 07.00 = 45 menit = ¾ jam
b)      Jarak yang sudah ditempuh Desi
= ¾ jam x 40 km/jam = 30 km
c)      Selisih kecepatan = 60 km/jam – 40 km/jam = 20 km/jam
d)     Lama di jalan
= 30 km        = 1.5 jam = 1 jam 30 menit.
20 km/jam    
Jadi, Yoga menyusul Desi pukul 07.45 + 01.30 = 09.15.[3]
B.     Debit
Zat cair mengalir melalui penampang, sungai, pipa atau saluran air. Air yang
mengalir juga mempunyai kecepatan tertentu. Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam satuan waktu.
 Debit adalah volume air yang mengalir dari suatu saluran melalui suatu pipa dalam satuan waktu tertentu. Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satu satuan waktu. Dengan kata lain, satuan debit melibatkan satuan volume dibagi dengan satuan waktu. Satuan debit menggambarkan seberapa besar volume cairan yang mengalir dalam kurun waktu tertentu. Jika debitnya besar maka cairan itu akan mengalir semakin cepat, sebaliknya jika debitnya kecil, aliran cairan akan mengalir semakin lambat. Satuan-satuan debit antara lain liter/detik, dm3/menit, liter/jam, liter/menit, dan lain-lain.

Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus
berikut.
Debit (Q) =   Volume (v)
                     Waktu (t)
Satuan debit misalnya cm3/det, m3/det, m3/jam, liter/detik, atau liter/jam.

Contoh:
1.      Jika air terjun dapat memindahkan 18.000 m3 air dalam waktu 1 jam, berapa m3/detik debit aliran air terjun tersebut?
Jawab:
Diketahui: Waktu = 1 jam = 3.600 detik
                  Volume = 18.000 m3
Ditanyakan: debit air
Debit = Volume =   18.000 m3/detik = 5 m3/detik
                                     Waktu          3600
Jadi, debit aliran air terjun tersebut 5 m3/det.
Artinya,setiap satu detik air yang mengalir sebanyak 5 m3.
2.      Sebuah bak mandi volumenya 650 m3. Karena bocor air berkurang hingga tersisa   200 m3 dalam waktu 90 detik. Berapa debit air yang berkurang?
Jawab : Volume awal = 650 m3
             Volume akhir = 200 m3
             Waktu            = 90 detik
Ditanyakan : Debit ...?
Debit = perubahan volume
                 Waktu
          = Volume awal - Volume akhir
                       waktu
            
        = 650 - 200
                 90
        = 450
            90
        = 5 m3/detik
Jadi debit air yang berkurang adalah 5 m3/detik.[4]

C.     Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu atau perubahan suhu disebut thermometer. Suhu dapat diukur dengan berbagai satuan yakni: Celsius (0C), Fahrenheit (0F), Reamur (0R), atau Kelvin. Untuk penulisan satuan ukuran suhu Kelvin tidak ditulis simbol derajat.
Masing-masing satuan tersebut memiliki skala yang berbeda (Kecuali antara Celsius dan Kelvin, keduanya memiliki skala 100).
Perbandingan skala keempat suhu tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMwjxGL2ftwJsxhujQEATM74iibN6a9H9ar5XIMlCCyKC8v2sh8i9WK41RaZnFqnYa8oHrGAwlaPgPxgCHIqeMMB-UOre-AaX7x-6YUKMuyBEH3MsZKrCv_f8JaZopvh3ecPKF3NBgqw/s1600/skala.jpg

1.      Skala Celcius
a.       Skala celcius ditetapkan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Andreas Celcius (1701-1744).
b.      Skala temperatur Celsius menggunakan satuan 'Derajat Celsius' (simbol °C).
c.       Titik beku air ditetapkan sebagai titik tetap bawah, yaitu sebesar 0 °C.
d.      Titik didih air ditetapkan sebagai titik tetap atas, yaitu sebesar 100 °C.
e.       Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 skala. 
2.      Skala Fahrenheit
a.       Titik beku air ditetapkan sebesar 32 °F.
b.      titik didih air ditetapkan sebesar 212 °F.
c.       Jarak kedua titik tetap ini dibagi dalam 180 skala.
3.      Skala Kelvin
a.       Skala Kelvin ditetapkan oleh fisikawan Inggris Lord Kelvin.
b.      Skala Kelvin memiliki satuan Kelvin (disingkat K, bukan °K).
c.       Titik beku air ditetapkan sebesar 273 K.
d.      titik didih air ditetapkan sebesar 373 K.
4.      Skala Reamur
a.       titik beku air ditetapkan sebesar 0 °R.
b.      titik didih air ditetapkan sebesar 80 °R.
c.       Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi ke dalam 80 skala.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan  R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32)  dan  F = (9/5 x C) + 32.
K= (C + 273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32)  dan  F = (9/4 x R) + 32. [5]

Contoh:
1)   1550C = . . . . 0F
Jawab:
 F = (9/5 x C) + 32
                            = (9/5 x 155) + 32
                            = 279 + 32
                            = 311
Jadi, 1550C = 3110F
2)   1600R = . . . . 0C
Jawab:
C = 5/4 R
               = 5/4 x 160
   = 200
Jadi, 1600R = 2000C
3)   3560F = . . . .  0R
Jawab:
R= 4/9 x (F - 32)  
   = 4/9 x (356-32)
   = 4/9 x 324
   = 144
Jadi, 3560F = 1440R

4)   870C  = . . . . K
Jawab:
K =  C + 273
    = 87 + 273
    = 360
Jadi, 870C  = 360 K

 IV.            KESIMPULAN
A.      Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka rumus kecepatan dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan = Jarak atau v = s
    Waktu             t
B.     Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus
berikut.
Debit (Q) =   Volume (v)
                     Waktu (t)
C.     Konversi suhu untuk masing-masing termometer dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan  R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32)  dan  F = (9/5 x C) + 32.
K= (C + 273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32)  dan  F = (9/4 x R) + 32.

    V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan dalam makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.












DAFTAR PUSTAKA
Rita, Destiana. 2009. Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Soenarjo, R.J. 2008. Matematika 5 SD dan MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto. 2008. Gemar Matematika 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto, Y.D.  2008. Gemar Matematika 5 untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.







[1] Sumanto, Gemar Matematika 5 untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 68
[2] R.J. Soenarjo, Matematika 5 SD dan MI kelas 5, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 84
[3] Destiana Rita, Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2009), hlm. 40-41  
[4] Y.D. Sumanto, Gemar Matematika 5 untuk kelas V SD/MI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 37
        I.            PENDAHULUAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran adalah satuan. Pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat yaitu satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun, bersifat  internasional artinya dapat dipakai diseluruh negara.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari suatu pengukuran. Salah satunya pengukuran satuan kecepatan yang berhubungan dengan jarak dan waktu. Sedangkan pengukuran satuan debit untuk mengukur suatu volume pada zat cair dan waktu. Pengukuran satuan yang terakhir yaitu pengukuran satuan suhu yang mengukur tentang derajat panas suatu benda.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimana penerapan pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari-hari?
B.  Bagaimana penerapan pengukuran debit dalam kehidupan sehari-hari?
C.  Bagaimana penerapan pengukuran suhu dalam kehidupan sehari-hari?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Kecepatan
Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan adalah perjalanan. Waktu, berkaitan dengan keberangkatan, lama perjalanan,waktu istirahat, dan saat sampai atau tiba di tempat tujuan. Jarak, menyatakan panjang atau jauhnya perjalanan yang dilakukan antara 2 tempat (dua kota, dsb). Kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu.[1]
Kecepatan dapat diukur secara langsung menggunakan alat yang dinamakan spedometer. Satuan kecepatan adalah km/jam. Jarak suatu tempat dinyatakan dengan satuan ukuran baku meter (m).
Satuan waktu yang umum digunakan adalah jam, menit, dan detik. Hubungan antar satuan waktu seperti ditunjukan di bawah ini :
1 Jam → 60 menit →3.600 detik.
Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka rumus kecepatan  dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan =         Jarak    atau v = s
           Waktu                t
Dari rumus di atas diperoleh :
Jarak = Kecepatan x Waktu atau s = v x t
Waktu =          Jarak    atau t = s
Kecepatan       v
Contoh:
1.      Jika kecepatan seorang pengendara sepeda motor 80 km/jam,berapa kilometer di tempuh selama 2 jam?
Jawab:
80 km   = n km
1jam        2 jam
80 = n
1      2
80 x 2 = 1 x n
160 = 1 x n
 n = 160
Jadi, selama 2 jam ditempuh 160 km.
2.      Kecepatan 45 km/jam = . . . m/menit
Jawab:
Misalnya per menit m meter, maka:
45 km    =    m
1jam         1menit
45km     =    m
60menit    1menit
45 km   =    m
60               1
m          =  45 km
                  60
            =    3  km
                  4
Jadi, selama 1 menit ditempuh  3 km = 750 m. [2]
                                                   4
Berikut adalah beberapa permasalahan dan penyelesaian yang berkaitan dengan kecepatan:
a.       Berpapasan dengan waktu berangkat yang sama
Langkah-langkah:
Waktu berpapasan    =   Jarak
     Jumlah keceptan
Berpapasan               = waktu berangkat + waktu di jalan
Jarak bertemu           = bila dari A, jarak= kecepatan A x waktu
                                 = bila dari B, jarak = kecepatan B x waktu
Contoh:
Jarak Semarang-Surabaya 300 km. Andre naik mobil dari Semarang ke Surabaya dengan kecepatan 70 km/jam. Anton  naik sepeda motor dari Surabaya ke Semarang dengan kecepatan 50 km/jam. Jika jarak mereka berangkat bersamaan pada pukul 08.00, maka pukul berapa mereka berpapasan dan pada jarak berapa dari Semarang mereka berpapasan?
Penyelesaian:
Waktu = jarak                   =  300 km                         = 300 km          = 2,5 jam
             Jumlah keceptan       70km/jam + 50km/jam   120km/jam 
           = 2 jam 30 menit.
Mereka berpapasan pukul 08.00 + 02.30 = 10.30
Mereka berpapasan pada jarak dari Semarang = kecepatan Andre x waktu
                                                                         = 70 km/jam x 2,5 jam = 175 km
b.      Berpapasan dengan waktu berangkat tidak sama
Langkah-langkah:
1)      Mencari jarak yang telah ditempuh A (orang pertama).
2)      Mencari sisa jarak yang belum ditempuh, yaitu sisa jarak= jarak tempuh – jarak sudah ditempuh.
3)      Mencari jumlah kecepatan, yaitu kecepatan A + kecepatan B.
4)      Waktu berpapasan = jarak       
                                     Jumlah kecepatan
Contoh:
Jarak kota X ke kota Y 50 km. Niki berangkat dari kota X ke kota Y pukul 08.00 dengan sepeda motor yang berkecepatan 25 km/jam. Joko berangkat dari kota Y ke kota X pukul 08.30 dengan mobil yang berkecepatan 40 km/jam.
a)      Pukul berapa mereka berpapasan dijalan?
b)      Pada kilometer berapa dari kota X mereka bertemu?

Penyelesaian:
Ø Jarak yang sudah ditempuh Niki
= (08.30 – 08.00) x 25 km/jam
= 30 menit x 25 km/jam = 0.5 x 25 km/jam= 12.5 km
Ø Sisa jarak = 50 km – 12.5 km = 37.5 km
Ø Jumlah kecepatan
= 25 km/jam + 40 km/jam = 65 km/jam
Ø Waktu berpapasan =   jarak                   = 37.5 km    = 0.6 jam
       Jumlah kecepatan      65 km/jam
Jadi,
v mereka berpapasan pukul 08.30 + 00.36 = 09.06
v jarak dari kota X = (0.6 jam x 25 km/jam) + 12.5 km = 27.5 km.
c.       Susul menyusul
Langkah-langkah :
1)      Mencari selisih waktu berangkat orang pertama (A) dan orang kedua (B)
2)      Mencari jarak yang ditempuh A
3)      Mencari selisih kecepatan
4)      Mencari lama dijalan = jarak yang ditempuh A
 Selisih kecepatan
5)      Menyusul = waktu berangkat B + lama dijalan.

Contoh:
Desi naik sepeda dari Kendal ke Semarang. Ia berangkat pukul 07.00 dengan kecepatan 40 km/jam. Dari Kendal, Yoga menyusul dengan kecepatan 60 km/jam pada pukul 07.45. Pukul  berapa Yoga menyusul Desi?
Penyelesaian:
a)      Selisih berangkat = 07.40 - 07.00 = 45 menit = ¾ jam
b)      Jarak yang sudah ditempuh Desi
= ¾ jam x 40 km/jam = 30 km
c)      Selisih kecepatan = 60 km/jam – 40 km/jam = 20 km/jam
d)     Lama di jalan
= 30 km        = 1.5 jam = 1 jam 30 menit.
20 km/jam    
Jadi, Yoga menyusul Desi pukul 07.45 + 01.30 = 09.15.[3]
B.     Debit
Zat cair mengalir melalui penampang, sungai, pipa atau saluran air. Air yang
mengalir juga mempunyai kecepatan tertentu. Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam satuan waktu.
 Debit adalah volume air yang mengalir dari suatu saluran melalui suatu pipa dalam satuan waktu tertentu. Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satu satuan waktu. Dengan kata lain, satuan debit melibatkan satuan volume dibagi dengan satuan waktu. Satuan debit menggambarkan seberapa besar volume cairan yang mengalir dalam kurun waktu tertentu. Jika debitnya besar maka cairan itu akan mengalir semakin cepat, sebaliknya jika debitnya kecil, aliran cairan akan mengalir semakin lambat. Satuan-satuan debit antara lain liter/detik, dm3/menit, liter/jam, liter/menit, dan lain-lain.

Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus
berikut.
Debit (Q) =   Volume (v)
                     Waktu (t)
Satuan debit misalnya cm3/det, m3/det, m3/jam, liter/detik, atau liter/jam.

Contoh:
1.      Jika air terjun dapat memindahkan 18.000 m3 air dalam waktu 1 jam, berapa m3/detik debit aliran air terjun tersebut?
Jawab:
Diketahui: Waktu = 1 jam = 3.600 detik
                  Volume = 18.000 m3
Ditanyakan: debit air
Debit = Volume =   18.000 m3/detik = 5 m3/detik
                                     Waktu          3600
Jadi, debit aliran air terjun tersebut 5 m3/det.
Artinya,setiap satu detik air yang mengalir sebanyak 5 m3.
2.      Sebuah bak mandi volumenya 650 m3. Karena bocor air berkurang hingga tersisa   200 m3 dalam waktu 90 detik. Berapa debit air yang berkurang?
Jawab : Volume awal = 650 m3
             Volume akhir = 200 m3
             Waktu            = 90 detik
Ditanyakan : Debit ...?
Debit = perubahan volume
                 Waktu
          = Volume awal - Volume akhir
                       waktu
            
        = 650 - 200
                 90
        = 450
            90
        = 5 m3/detik
Jadi debit air yang berkurang adalah 5 m3/detik.[4]

C.     Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu atau perubahan suhu disebut thermometer. Suhu dapat diukur dengan berbagai satuan yakni: Celsius (0C), Fahrenheit (0F), Reamur (0R), atau Kelvin. Untuk penulisan satuan ukuran suhu Kelvin tidak ditulis simbol derajat.
Masing-masing satuan tersebut memiliki skala yang berbeda (Kecuali antara Celsius dan Kelvin, keduanya memiliki skala 100).
Perbandingan skala keempat suhu tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMwjxGL2ftwJsxhujQEATM74iibN6a9H9ar5XIMlCCyKC8v2sh8i9WK41RaZnFqnYa8oHrGAwlaPgPxgCHIqeMMB-UOre-AaX7x-6YUKMuyBEH3MsZKrCv_f8JaZopvh3ecPKF3NBgqw/s1600/skala.jpg

1.      Skala Celcius
a.       Skala celcius ditetapkan oleh seorang fisikawan Swedia yang bernama Andreas Celcius (1701-1744).
b.      Skala temperatur Celsius menggunakan satuan 'Derajat Celsius' (simbol °C).
c.       Titik beku air ditetapkan sebagai titik tetap bawah, yaitu sebesar 0 °C.
d.      Titik didih air ditetapkan sebagai titik tetap atas, yaitu sebesar 100 °C.
e.       Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 skala. 
2.      Skala Fahrenheit
a.       Titik beku air ditetapkan sebesar 32 °F.
b.      titik didih air ditetapkan sebesar 212 °F.
c.       Jarak kedua titik tetap ini dibagi dalam 180 skala.
3.      Skala Kelvin
a.       Skala Kelvin ditetapkan oleh fisikawan Inggris Lord Kelvin.
b.      Skala Kelvin memiliki satuan Kelvin (disingkat K, bukan °K).
c.       Titik beku air ditetapkan sebesar 273 K.
d.      titik didih air ditetapkan sebesar 373 K.
4.      Skala Reamur
a.       titik beku air ditetapkan sebesar 0 °R.
b.      titik didih air ditetapkan sebesar 80 °R.
c.       Jarak antara kedua titik tetap ini dibagi ke dalam 80 skala.
Konversi suhu untuk masing-masing termometer dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan  R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32)  dan  F = (9/5 x C) + 32.
K= (C + 273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32)  dan  F = (9/4 x R) + 32. [5]

Contoh:
1)   1550C = . . . . 0F
Jawab:
 F = (9/5 x C) + 32
                            = (9/5 x 155) + 32
                            = 279 + 32
                            = 311
Jadi, 1550C = 3110F
2)   1600R = . . . . 0C
Jawab:
C = 5/4 R
               = 5/4 x 160
   = 200
Jadi, 1600R = 2000C
3)   3560F = . . . .  0R
Jawab:
R= 4/9 x (F - 32)  
   = 4/9 x (356-32)
   = 4/9 x 324
   = 144
Jadi, 3560F = 1440R

4)   870C  = . . . . K
Jawab:
K =  C + 273
    = 87 + 273
    = 360
Jadi, 870C  = 360 K

 IV.            KESIMPULAN
A.      Kecepatan dilambangkan dengan v, jarak tempuh = s dan waktu tempuh = t maka rumus kecepatan dapat ditulis sebagai berikut :
Kecepatan = Jarak atau v = s
    Waktu             t
B.     Besarnya debit air yang mengalir dapat dihitung dengan rumus
berikut.
Debit (Q) =   Volume (v)
                     Waktu (t)
C.     Konversi suhu untuk masing-masing termometer dirumuskan sebagai berikut:
C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9 maka :
C = 5/4 R dan  R = 4/5 C.
C = 5/9 x (F - 32)  dan  F = (9/5 x C) + 32.
K= (C + 273) atau C = (K-273).
R = 4/9 x (F - 32)  dan  F = (9/4 x R) + 32.

    V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan dalam makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.












DAFTAR PUSTAKA
Rita, Destiana. 2009. Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Soenarjo, R.J. 2008. Matematika 5 SD dan MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto. 2008. Gemar Matematika 5 untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto, Y.D.  2008. Gemar Matematika 5 untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.






[1] Sumanto, Gemar Matematika 5 untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 68
[2] R.J. Soenarjo, Matematika 5 SD dan MI kelas 5, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 84
[3] Destiana Rita, Bahas Tuntas 1001 soal matematika SD kelas 4,5 dan 6, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2009), hlm. 40-41  
[4] Y.D. Sumanto, Gemar Matematika 5 untuk kelas V SD/MI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 37

1 komentar: