PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tes berasal
dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis Kuno, kata tes berarti
ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam
lainnya.
Sedangkan
Sumadi Suryabrata, mengartikan tes adalah: “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan
harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan
perintah-perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara
membandingkan dengan standar atau testee lainnya” (Sumadi Suryabrata, 1984:22).
Dari kedua
pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukuran berupa
pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk
mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon
tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang
bersifat kualitatif.
Macam-macam tes
berdasarkan obyek pengukurannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian(personality test) dan tes hasil belajar (achievement test). Tes
hasil belajar dibagi berdasarkan fungsi, tingkatan, bentuk dan standar yang
digunakan. Tes hasil belajar berdasarkan tingkatannya terdiri dari tes standar
dan tes non standar (tes buatan
guru).[1]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Tes Standar?
2.
Apa Tes Prestasi Standar?
3.
Apa Kegunaan Tes Standar?
4.
Bagaimana Kelengkapan Tes Standar?
5.
Apa Perbandingan Tes Standar
dengan Tes Buatan Guru?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Standar
Pengertian tes
standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun
oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut
diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik yakni diketahui validitas dan
reliabilitasnya baik validitas rasional maupun validitas empirik, reliabilitas dalam arti teruji tingkat
stabilitas, maupun homoginitasnya.
Tes ini dapat
digunakan dalam waktu yang relatif
lama, dapat diterapkan kepada beberapa obyek
mencakup wilayah yang luas.
Untuk mengukur
validitas dan reliabilitasnya telah diujicobakan beberapa kali sehingga
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Yang dituntut dalam tes standar bukan standar prestasi peserta didik dari penguasaan
materi yang diajarkan pada suatu tingkat, lembaga pendidikan tertentu, melainkan
adanya persamaan performance pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan
disebabkan adanyaa kesamaan tolak ukur. Oleh karena itu dalam
tes standar, masalah keseragaman dan konsistensi skoring penting untuk
diperhatikan; sehingga tes tersebut dapat dipakai untuk membandingkan prestasi
peserta didik dari berbagai sekolah.[2]
B.
Tes Prestasi Standar
Standar untuk
siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki
bagi suatu program tertentu. Prosedur
yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi melalui cara
langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas. Sedangkan
spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya
didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan
tuntutan calon pekerjaannya. Analisis jabatan, analisis tugas yang dilakukan
biasanya tidak didasarkan atas satu kurikilum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah “standar” dalam tes
dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari
sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan
dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu
standar atau ukuran sehingga diperoleh satu standar penampilan (performance) dan
penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah
“standar” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat
diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyiapkan suatu standar
prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu, sekali
lagi, tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang yang
dilaksanakan secara seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu
diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai
anggota dari suatu kelompok. [3]
Hal hal yang
perlu di standarisasikan
1.
Materi yang di gunakan
2.
Sistem evaluasi yang
digunakan
3.
Waktu penyelesaian soal tes
4.
Tingkat kesukaran tes
5.
Cara pengolahan.
C. Kegunaan Tes Standar
Menurut
Suharsimi Arikunto kegunaan tes standar adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan prestasi belajar dengan
pembawaan individual atau kelompok,
2. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam
keterampilan diberbagai bidang studi untuk individu atau kelompok,
3. Membandingkan prestasi siswa dalam sekolah
atau kelas, dan
4. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu
periode atau waktu tertentu.[4]
5.
Menentukan seberapa baik siswa telah mengusai bahan pelajaran yang
di berikan dalam waktu tertentu
6.
Untuk menentukan apakah apakah tujuan telah tercapai
7.
Untuk memperoleh suatu nilai
Kegunaan Tes
Buatan Guru
1.
Mengadakan diaknosis terhadap ketidak mampuan siswa
2.
Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok
3.
Memberikan imbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan
jurusan
4.
Memilih siswa untuk program-program khusus
D. Kelengkapan Tes
Standar
Sebuah tes yang
sudah di standardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya
sudah dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan
atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor
dan mengadakan interpretasi.
Secara garis
besar manual tes standar memuat:
1. Ciri-ciri
mengenai tes. Misalnya: menyebutkan tingkat validitas, tingkat reliabilitas dan
sebagainya.
2. Tujuan serta
keuntungan-keuntungan dari tes. Misalnya: disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan
dan untuk tujuan apa.
3. Proses standardisasi
tes. Misalnya:
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
a. Besarnya sampel
b. Tehnik sampling
c. Kelompok mana yang diambil sebagai sampel
(sifat sampel)
4. Petunjuk-petunjuk
tentang cara melaksanakan tes. Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu
yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknnya tercoba keluar
jika telah selesai mengerjakan soal itu.
5. Petunjuk-petunjuk
bagaimana cara menskor. Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal, menggunakan sistem hukuman
atau tidak, bagaimana cara memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6. Petunjuk-petunjuk
untuk menginterpretasikan hasil. Misalnya:
a. Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk
jabatan kepala seksi.
b. Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan
guru dan sebagainya.
7. Saran-saran
lain. Misalnya: siapa
harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor
tertentu dan sebagainya.
E. Perbandingan
antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Setelah
mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standar sebenarnya
bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun
dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama
banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Lalu
apakah perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru, atau keuntungan dan
keburukan tes buatan guru?
Dengan tujuan apa tes standar ini disusun?
Pertama, marilah
kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru ini.
Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1)
Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh negara.
2)
Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan
atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan
atau topik.
3)
Disusun dengan
kelengkapan staf profesor, pembahas, editor, butir tes.
4)
Menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisis dan direvisi sebelum menjadi sebuah tes.
5)
Mempunnyai
reabilitas yang tinggi.
6)
Dimungkinkan
menggunakan norma untuk seluruh negara.
|
1) Didasarkan
atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya
sendiri.
2) Dapat terjadi
hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
3) Biasanya
disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan oranng
lain/tenaga ahli.
4) Jarang-jarang
menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan
direvisi.
5) Mempunyai
reliabilitas sedang atau rendah.
6) Norma
kelompok terbatas kelas tertentu.
|
Kedua, untuk
menyusun tes standar, dibutuhkan waktu yang lama. Seperti yang disebutkan bahwa
untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosuder:
a. Penyusunan;
b. Uji coba;
c. Analisis;
d. Revisi;
e. Edit.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau
disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional.
Sedangkan kegunaan tes standar secara garis besar yaitu: membandingkan prestasi
belajar dengan pembawaan individu atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi
siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok,
membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas, dan
mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
Kelengkapan tes
standar biasanya dilengkapi dengan sebuah manual yang memuat tentang: ciri-ciri
mengenai tes, tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes, proses standardisasi
tes, petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes, petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana cara menskor, petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil,
saran-saran lain.
Perbandingan
antara tes standar dengan tes buatan guru, tes standar ini disusun dalam
tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak
dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Sedangkan
perbedaannya diantaranya didasarkan atas bahan dan tujuan, serta
reliabilitasnya.
B.
Saran
Demikian
makalah yang dapat kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi pemakalah pada khususnya. Kami menyadari dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami
minta maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Thoha,
Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
[1] M.
Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta :PT RajaGrafindo Persada,
2001), hlm. 43-45
[3]Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT
Bumi Akasara, 2002 ), hlm 145-146
[5] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT
Bumi Akasara, 2002), hlm 146-147
Tidak ada komentar:
Posting Komentar