Sabtu, 10 Januari 2015

makalah tes standar


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis Kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam lainnya.
Sedangkan Sumadi Suryabrata, mengartikan tes adalah:  “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee lainnya” (Sumadi Suryabrata, 1984:22).
Dari kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif. 
Macam-macam tes berdasarkan obyek pengukurannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian(personality test) dan tes hasil belajar (achievement test). Tes hasil belajar dibagi berdasarkan fungsi, tingkatan, bentuk dan standar yang digunakan. Tes hasil belajar berdasarkan tingkatannya terdiri dari tes standar dan tes non standar (tes buatan guru).[1]
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Tes Standar?
2.      Apa Tes Prestasi Standar?
3.      Apa Kegunaan Tes Standar?
4.      Bagaimana Kelengkapan Tes Standar?
5.      Apa  Perbandingan Tes Standar dengan Tes Buatan Guru?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tes Standar
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik yakni diketahui validitas dan reliabilitasnya baik validitas rasional maupun validitas empirik, reliabilitas dalam arti teruji tingkat stabilitas, maupun homoginitasnya.
Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan kepada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas.
Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diujicobakan beberapa kali sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Yang dituntut dalam tes standar bukan standar prestasi peserta didik dari penguasaan materi yang diajarkan pada suatu tingkat, lembaga pendidikan tertentu, melainkan adanya persamaan performance pada kelompok peserta didik atau lembaga pendidikan disebabkan adanyaa kesamaan tolak ukur. Oleh karena itu dalam tes standar, masalah keseragaman dan konsistensi skoring penting untuk diperhatikan; sehingga tes tersebut dapat dipakai untuk membandingkan prestasi peserta didik dari berbagai sekolah.[2]

B.     Tes Prestasi Standar
Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi  suatu program tertentu. Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi melalui cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Analisis jabatan, analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak didasarkan atas satu kurikilum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah standar dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh satu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah “standar” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu, sekali lagi, tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang yang dilaksanakan secara seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok. [3]
Hal hal yang perlu di standarisasikan
1.      Materi yang di gunakan
2.      Sistem evaluasi yang digunakan
3.      Waktu penyelesaian soal tes
4.      Tingkat kesukaran tes
5.      Cara pengolahan.
C.    Kegunaan Tes Standar
Menurut Suharsimi Arikunto kegunaan tes standar adalah sebagai berikut:
1.      Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individual atau kelompok,
2.      Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan diberbagai bidang studi untuk individu atau kelompok,
3.      Membandingkan prestasi siswa dalam sekolah atau kelas, dan
4.      Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode atau waktu tertentu.[4]
5.      Menentukan seberapa baik siswa telah mengusai bahan pelajaran yang di berikan dalam waktu tertentu
6.      Untuk menentukan apakah apakah tujuan telah tercapai
7.      Untuk memperoleh suatu nilai
Kegunaan Tes Buatan Guru
1.      Mengadakan diaknosis terhadap ketidak mampuan siswa
2.      Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok
3.      Memberikan imbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan
4.      Memilih siswa untuk program-program khusus


D.    Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah di standardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya sudah dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar memuat:
1.      Ciri-ciri mengenai tes. Misalnya: menyebutkan tingkat validitas, tingkat reliabilitas dan sebagainya.
2.      Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes. Misalnya: disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
3.      Proses standardisasi tes. Misalnya: mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
a.    Besarnya sampel
b.   Tehnik sampling
c.    Kelompok mana yang diambil sebagai sampel (sifat sampel)
4.      Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes. Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknnya tercoba keluar jika telah selesai mengerjakan soal itu.
5.      Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor. Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6.      Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil. Misalnya:
a.    Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi.
b.   Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
7.      Saran-saran lain. Misalnya: siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.

E.     Perbandingan antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Setelah mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standar sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Lalu apakah perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru, atau keuntungan dan keburukan tes buatan guru?
 Dengan tujuan apa tes standar ini disusun?
Pertama, marilah kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru ini. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Tes Standar
Tes Buatan Guru
1)       Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh negara.
2)      Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
3)       Disusun dengan kelengkapan staf profesor, pembahas, editor, butir tes.
4)      Menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisis dan direvisi sebelum menjadi sebuah tes.
5)       Mempunnyai reabilitas yang tinggi.
6)       Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara. 
1)      Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
2)      Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
3)      Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan oranng lain/tenaga ahli.
4)      Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan direvisi.
5)      Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.
6)      Norma kelompok terbatas kelas tertentu.

Kedua, untuk menyusun tes standar, dibutuhkan waktu yang lama. Seperti yang disebutkan bahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosuder:
a.    Penyusunan;
b.   Uji coba;
c.    Analisis;
d.   Revisi;
e.    Edit.[5]


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Sedangkan kegunaan tes standar secara garis besar yaitu: membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok, membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas, dan mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
Kelengkapan tes standar biasanya dilengkapi dengan sebuah manual yang memuat tentang: ciri-ciri mengenai tes, tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes, proses standardisasi tes, petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes, petunjuk-petunjuk tentang bagaimana cara menskor, petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil, saran-saran lain.
Perbandingan antara tes standar dengan tes buatan guru, tes standar ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Sedangkan perbedaannya diantaranya didasarkan atas bahan dan tujuan, serta reliabilitasnya.
B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi pemakalah pada khususnya. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami minta maaf yang sebesar-besarnya.





DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Thoha, Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT   RajaGrafindo Persada.





[1] M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta :PT RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 43-45
[2]Chabib Thoha,. Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 51
[3]Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT Bumi Akasara, 2002 ), hlm 145-146
[4]M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 51
[5] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT Bumi Akasara, 2002), hlm 146-147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar